Curug Layung-CIC

 Yeay yeay Bulan Maret ini Hiking Club Pabalatak kembali lagi jerambah ke daerah Perbatasan Cimahi-Kabupaten Bandung Barat. Tepatnya ke Curug Layung. Perjalanan dimulai dari Kota Bandung menuju Dusun Bambu. Kami turun di Dusun Bambu dan mulai berjalan kaki. Jalanan setelah dusun bambu bukan beraspal melainkan berkerikil kasar dan ada jalan yang sedikit nanjak.



Rute ini sebenarnya tembus ke Curug Lembang, namun akses Curug Lembang terbatas, karena milik militer. Tempat tersebut sering digunakan untuk latihan Kopasus. Emang bener sih sebpanjang jalan menuju Curug Layung kami berpapasan dengan para tentara yang naik turun bertugas. Di dalam sana pasti ada markas yang harus dijaga.









Dari Dusun Bambu menuju Pintu Masuk Curug Layung kurang lebih 10 menit g nyampai. Hanya deket. Tiket masuk ke Curug Layung yakni Rp 10.000/ orang. Dari pintu masuk ke area Curugnya masih lumayan nih gais. 

Setelah masuk, kami menumukan area camp yang dinamai Situ Lembang Camp dan beberapa spot selfie. Tapi banyak monyetnya gais. Hati-hati galak monyetnya. Tapi orang-orang pada bisa ya camping ditemenin monyet. Kalau aku mah hoream. Nggak tenang. 







Perjalanan menuju curug dari pintu masuk hanya 5 menitan saja sebenarnya kalau nggak berhenti-berhenti buat foto dan take video. Jalan turun ke bawah menuju curugnya udah dibikin tangga kok. Jadi g riweuh ya. Tangganya juga g begitu banyak. 


Pas aku nyampe ke sini kebetulan ramai juga sih. Sebenarnya curugnya biasa aja sih. Tapi sempet mainan bentar nyelup2in kaki. Tapi nggak main sampai nyelem juga karena jujur aku sebenarnya takut mainan air. Dan disitu juga dilarang berenang. 

Setelah puas foto sambil istirahat, kami melanjutkan perjalanan. Kami tidak balik lagi ke jalan seperti tadi, tapi kami melanjutkan jalan yang diseberangnya menuju hutan-hutan dan tembus di Ciwangun Indah Camp (CIC). 

Kami melewati tangga ini dan belok ke kanan.









Ikutin aja terus jalan setapak sampai menemukan sedikit kebun teh. Rute kami memang letter U. Kebun teh yang kami lewati tadinya terlihat indah dari seberang ketika kami tadi berdiri di Situ Lembang Site Camp. Kebun teh ini namanya Kebun Teh Sukawana. Aku pernah melewati kebun teh ini dulu tahun 2015 dari Parongpong lalu ke Curug Tilu Leuwi Opat. 

Dari rute yang kulalalui sekarang pun kita bisa juga Curug Tilu Leuwi Opat, tapi berhubung kami sudah ke curug, kami enggan main lagi ke curug. Sepanjang jalan setapak, lumayan macet juga jalannya karena harus berpapasan sama rombongan mahasiswa yang sedang diklatsar. Sempet kepo juga dari kampus mana, tapi malah dikiranya aku kakak pembinanya kale, dijawabnya dengan nama kelompoknya. 

Rute dari Curug Layung hingga pintu gerbang CIC lumayan panjang sekitar 2 jam. Jalananan pun becek. Ada juga turunan yang licin. Di kawasan CIC sebenarnya ada kaya spot selfie gitu, ada di sebelah bawah, tapi aku nggak kebawah karena terlalu bising sama orang nyayi. Mungkin area campnya juga di bawah. Keluar pintu masuk CIC, belum jalan raya nih gais. Jaln raya Kolonel Masturinya masih sekitar hampir sekilo. Kami pun jalan kaki sampai pinggiran jalan Kolmas.








Sekian cerita mini hiking kami. See you..

Youtube

Hiking ke Puncak Jayagiri Via Pasir Ipis

 Halo… Kali ini aku mau story telling perjalanan hiking ke Puncak Jayagiri via Pasir Ipis Lembang. Perjalanan ini sebenarnya terjadi pada bulan Januari 2022. Hanya saja anaknya moody


banget buat nulis. Apalagi nulis yang panjang lebar. 

Yook kita mulai…



Perjalanan dimulai dari Kota Bandung sebelah timur dari pukul 06.00 lewat dikit. Jalanan masih sepi. Kami ke Lembang menggunakan mobil. Lurus terus dari Jalan Suci-Pasteur-Sukajadi-Setiabudhi-Lembang. Sampai di TKP kurang lebih pukul 07.00. Cepet kan untuk itungan Bandung yang selalu macet. Beruntung sekali masih pagi, jalanan masih lengang.

Sebelum belokan ke alun-alun Lembang tepatnya setelah Polsek Lembang, kami menuju Jalan Pasir Ipis. Jalan mulai sempit hanya muat satu mobil dan dikelilingi pemukiman penduduk. Jalan layan ada tanjakan. Tujuan kami sebenarnya drop ke Wana Wisata Pasir Ipis. Hanya saja sekitar kurang lebih 100m dari Wana Wisata Pasir Ipis, ada dua percabangan. Dan mobil kami belok ke kiri. Ketika kami belok kiri, sebenarnya terjebak,jalan semakin mengerucut dan buntu. Tibalah kami di sebuah rumah ujung jalan, dan kami pun turun disitu. Baru sadar jika ternyata segarusnya di percabangan tadi yang ke kanan untuk menuju Wana Wisata Pasir Ipis.

Sebenarnya dari tempat kami berdiri pun bisa dilalui untuk hiking, hanya saja ternyata treknya lebih nanjak dan setapak banget dibanding jika melalui Wana Wisata Pasir Ipis. Sebenarnya kelihatan juga tempat Wana Wisatanya dari posisi aku berdiri, namun jika ke sana, harus muter lagi. Akhirnya ya sudahlah kami hiking melalui trek ini. Toh pemandangannya juga bagus dari sini.







Kami hiking ke atas menuju benteng Belanda. Akhirnya setelah treking sekitar setengah jam kurang kami sampai di ujung Benteng Belanda ini. Nah di sini sebanrnya pertemuan dari rute yang dari Wana Wisata tadi. Sebenarnya benteng ini nggak terawat sih. Kurang estetik juga kalau mau buat foto-foto.




Kamipun melanjutkan perjalanan menuju rest area Cikahuripan. Nggak butuh waktu lama menuju ke sini. Dari benteng menuju rest area jalannya landai namun udah penuh pepohonan. Tapi tenang jalan setapak masih ada dan bisa menjadi penunjuk arah. Selain itu terdengar suara musik dari rest area, kita bisa berjalan mencari sumber suara. 



Rest area ini lumayan luas. Ada tempat bermain, toilet, saung-saung. Di tempat ini merupakan percabangan pertemuan antara Jalur Cikole-Sukawana buat offroad. Kami istirahat setengah jam di tempat ini. Oh ya jangan membayangkan rest area yang seperti di Jalan tol ya. Persimpangan jalannya memang luas tapi tetep tanah ya. Jangan membayangkan jalan aspal.



Setelah istrahat kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak Jayagiri. Rute jalan yang kami lewati jalannya bukan setapak, tpi jalan lebar yang digunakan offroad.







Perjalanan ke arah kanan searah dengan Cikole. Selama di perjalanan pun ternyata lalu lintas bisa macet gais di hutan. Penyebabnya adalah banyaknya mobil jeep yang lewat buat offroad. Terlebih ada rombongan dari sebuah instansi. Berhubung semakin ke arah Cikole, jalan hanya muat semobil, kami pejalan kaki pun ngalah dan nggak mau juga kena cipratan tanah becek. Kebetulan jalan yang kami lewati becek dan licin. 

Perjalanan menuju ke sini tidak begitu jauh. Hanya setengah jam meskipun macet. Kami sampai ke sebuah persimpangan yang ada warung dan yang mana jika ke utara bisa ke Lorong Lumut.


 

Kalau nggak salah nama warungnya itu warung abah jengkol. Di situ ada penunjuk arah ke bawah menuju De’ Jayagiri, namun kami memilih untuk turun dari Rest Area Warung Kumis Cikole yang hanya berjarak beberapa meter dari percabangan warung abah jengkol. Dari rest area tersebut kami ke kanan turun dan tembus ke De’Jayagiri. Baik melakui Rest Area ataupun percabangan Abah Jengkol, semuanya tembus ke De’Jayagiri.











Oke sekian cerita shott hiking dari Jayagiri. Next kita hiking lagi ya….









Youtube



Robatayaki di Nijuugo

Tempat ini baru dibuka. Tempatnya nyatu sama teapot. Pertama kali robatayaki. Jadi robatayaki artinya adalah  makanan yang di masak langsung...