Wishlist yang sudah lama sekali aku inginkan. Cuman karena jauh dari rumah dan akses menuju ke sini susah dan aku malas pakai kendaraan ke sini jadi cuman bisa nunggu ada yang boncengin.
Akhirnya kesampaian juga ke sini ngajak suami. Perjalanan lewat Ciparay Pacet. Biar g kena macet, dari Kota Bandungnya lebih baik pagi hari ya.
Situ Cisanti ini berada di Kecamatan Kertasari. Selama ini kalau lihat postingan teman yang rumahnya di Kertasari sepertinya asri sejuk dingin. Setelah melewati Pacet, memasukk Kertasari di sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan. Ada Gunung Artapela juga.
Tiket masuk Situ Cisanti yakni 15.000/orang dan parkir 5000/motor. Waktu aku ke sini kebetulan hari Jum’at jadi sepi meskipun terlihat beberapa pengunjung dan ada rombongan juga. Situ Cisanti ini merupakan pusat bertemunya ke -7 mata air. Yakni Citarum, Cikahuripan, Cikoleberes, Cihaniwung, Cisadane, Cikawedukan dan Cisanti.
Udara di sini sangat sejuk segar dan asri. Sepertinya kalau masih pagi akan banyak kabut. Tapi sayangnya kami sampai sini kurang lebih pukul 09.00. Berhubung kami bertujuan ingin barbequan sambil menikmati alam, kami mencari saung untuk istirahat dan memasak. Dikarenakan waktu pun pendek karena hari Jum’at, setelah makan kami tak jalan-jalan menyusuri danau. Jika tepian danau itu disusuri bisa memakan kurang lebih satu jam. Di pinggiran danau dibuat jalan setapak yang memudahkan untuk berjalan kaki.
Setelah suami ikut Salat Jum’at di perkampungan warga, kami pulang ke Bandung tapi melewati arah sebaliknya, yakni melalui Pangalengan. Ternyata jalannya sudah bagus dan bisa tembus ke Pangalengan. Tembusan jalannya itu dekat dekat Prmandian Air Panas Cibolang. 2020 aku pernah menginap di Cibolang lewat Bojoangsoang Banjaran Pangalengan tapi jalannya masih berbatu. Sekarang jalan ini sudah bagus hingga pusat Pangalengan sudah diaspal. Jalan tembus itu akan mengelilingi Gunung Wayang Windu. Sepanjang perjalanan pun disuguhi halparan kebun teh kurang lebih sepanjang 23km.