Meracik Coffee & Eatery

Ada tempat nongki baru di dekat Stasiun Cicalengka nih. Hanya berjarak 500m saja. Bahkan stasiunnya masih kelihatan dari tempat ini. Viewnya selain stasiun, kereta, juga ada view hijau sawah dan Pegunungan. 

Waktu aku ke sini pas tengah hari. Dari luar terlihat sepi. Sepertinya karena area parkir tidak di depan. Tapi waktu masuk ternyata ramai sekali. Banyak warlok yang sedang makan dan nongki di sini. Area tempatnya terdiri dari 2 ruangan AC dan outdoor. Aku memilih outdoor. Banyak meja dan kursi di area outdoor. 

Menu makan dan minumnya lumayan khas cafe sub urban. Waktu aku ke sana pesan batagor kuah dan baso tapi lagi kosong. Akhirnya aku memesan telor dadar dengan nasi. Sambalnya enak. Untuk telor dadarnya karena dibuat krispy, jadi tau harus maklum ya karena itu pasti full minyak. Kalau ke sini emang enaknya pas sore ke malam. Tapi bagus lagi kalau pagi hari









udah buk. Sunrisenya terlihat sepertinya dari sini. Haha.





Definisi Puncak Hanya 5 Menit di Pangradinan















Bagi yang penasaran pengen nyobain hiking tapi effortless, di sini nih tempatnya cocok bagi pemula. Dibanding dengan Puncak Upas Tangkuban Perahu, di Pangradinan ini lebih prefer dijadikan untuk pijakan pertama untuk hiking. Baru ke Tangkuban Perahu via Lorong Lumut. 
Dari awal viral sebenarnya pengen ke sana kek gimana sih yang katanya Mini Merbabu itu. Tapi bingung dengan kendaraannya. Mo pakai kendaraan sendiri dari Bandung tapi terlalu seram jika harus melewati jalanan dari Cileunyi -Rancaekek-Cicalengka. Mau naik kendaraan umum tapi bingung dengan ojolnya. Dari Bandung udah gampang naik kereta lokal Bandung Raya atau Garut Cibatuan, tapi dari stasiunnya ke Basecamp tang menjadi pertimbangan.
Pernah dulu main ke Cicalengka yakni di Cicalengka Dreamland. Dari Bandung naik KRL, tapi sampai di stasiunnya ojol mobil yang aku pesan minta offline. Pas turunnya susah dapet ojol. Akhirnya naik ojek offline.
Ternyata sekarang masih sama. Padahal stasiunnya udah bagus, beberapa tempat wisata, cafe bermunculan tapi tidak didukung oleh transportasi yang memadai. Dengan kata lain, oknum-oknum transportasi roda dua dan empat masih tidak kooperatif dalam mendukung kemajuan Cicalengka.
Waktu aku keluar stasiun, banyak banget angkot yang ngetem. Yang berusaha ke kita menanyakan tujuan kita mau kemana. Sebenarnya fine-fine aja kalau mau naik angkot, tapi berdasarkan pengalaman backpakerku dan karena aku tinggal di kawasan wisata, naik angkot ngetem yang giliran mendapatkan penumpang vs angkot yang jalan meskipun sepi itu beda harganya. Harga yang ditawarkan untuk calon mangsanya tinggi. Harus pintar menawar. 
Tapi berhubung aku menghindari obrolan tawar menawar, aku nggak jawab atau cukup dengan gelengan kepala ketika ditanya. Karena kalau dijawab dan sudah terjadi tawar menawar tapi kita nggak cocok, kita akan terus dikejar. Pernah punya pengalaman seperti ini juga. 
Aku jalan kaki hingga ke timur stasiun yang tidak terlihat. Karena zona merah. Aku sempat lihat ada seorang angkot yang mengejar mobil yang sedang pick up penumpang. 

Lalu aku coba untuk memesan dari aplikasi ojol go*ek. Eh ternyata masih sama minta offline. Katanya karena medannya nanjak. Minta offlinenya dari harga 30ribu menjadi 130ribu. Teu kira2. Akhirnya aku cancel dan beralih ke aplikasi lain yakni in*r*ve. Disitu memang ada tawar menawar dadi aplikasinya. Akhirnya ada yang mengajukan harga 70.000 . Kita terima karena masih masuk akal. 
Oke lanjut. Balik cerita lagi ke point Pangradinan. Menuju ke Pangradinan jalannya memang sepi meskioun masih melewati oemukiman penduduk dan hanya muat 1,5 mobil. Sudah beraspal. Untuk bagian nanjak sekali memang ada. Untuk jalan jelek mungkin ada 1-2 km. Jarak dari stasiun sekitar 11km. 
Sampailah di Basecamp Pangradinan. Sinyal di sini agak susah tapu begitu di Puncak justru ada. Basecampnya ada warung, toilet dan mushola. Simaksinya harganya 10.000/orang dan udah dapat air mineral 800ml pula. 
Oke mulailah treking. Trek full dengan jalan berbatu rata. Jalannya pun bisa muat 3 orang berjajar. Tapi memang di titik-titik tertentu ada yang nanjak sekali. Di sini banyak sekali anak -anak usia SD, SMP , SMA yang berolahraga pagi. 
Sari basecamp sampai Puncak hanya berjarak 1.9 km dengan eatimasi 30menitan. Hanya teridiri dari 2 pos. Cuaca hari itu agak tidak cerah. Jadi tidak terlihat semua deretan Pegunungan di Garut dan Bandung Raya. Hanya terlihat Gunung Guntur dan gunung Kamojang. Gunung Patuha pun hanya terlihat secuil di Puncaknya. Di namakan Mini Gunung Merbabu karena sabananta yang berlekuk lekuk serta pemandangan Gunung-Gunung lain yang terlihat dari sini. Oh ya di setiap posnya dan di Puncak ada warung kok. 
Enaknya di Pangradinan itu sebenarnya camping karena kalau malam akan disuguhi kelap kelip lampu di bawahnya dan sunrisenya yang bagus. Cuman ya karena males camping ya sudahlah anggep aja sebagai olahraga pagi di Hari Minggu. Area camping di puncaknya sampai penuh dan banyak sekali manusia di sini.
Setelah puas berfoto, kami turun ke bawah. Perjalanan pulang kami untuk sampai mendapatkan ojol, kami sengaja turun dulu sambil jalan kaki sepanjang 2,5 km buat nambah-nambah olahraga yang pas treking hanya sebentar.
Kami dapat ojol di Perumahan Taman Firdaus Ciluluk. Itupun kami dapat di aplikasi yang sama dengan berangkat seharga 70.000. Sempat juga mencari dengan aplikasi yang sebelumnya tapi nggak ada yang mau.



Taman Bacaan Hendra

Syurga jadul yang ada di Jl. Sabang Cihapit ini sudah ada sejak tahun 1967. Tempat ini bisa menjadi alternatif pilihan nostalgia masa kecil dan remaja. Selain buku-buku jadul, novel jadul, bahkan komik yang dulu suka dibaca ketika masa sekolah. 

Di teras depannya ada tempat ngopi. Nama kedainya Ency Koffee. Jadi bisa baca buku sambil ngopi maupun nyemil. Bukunya bisa dipinjam di tempat. Kalau menunjukan struk pembelian di kopinya nggak bayar lagi.








Dakken Restaurant

Restoran Belanda dengan bangunan dan ornamen klasik Belanda tempo dulu. Restaurant ini berada di Jl.Riau. Suasananya tenang, temaram dan diiringi dengan aluman musik Belanda tempo dulu. Area parkirnya luas. Kalau motor, parkirnya berada di samping.

Restaurant ini memang bekas rumah jaman dulu. Jadi tempatnya beruang-ruang. Mungkin dulunya bekas kamar. Jendelanya besar-besar khas tempo dulu. Ada halaman belakangnya juga. Di area halaman belakang juga tersedia meja kursi. Lamu-lampu ruanganya temaram jadi agak kurang ciamik buat foto makanan. 

Menunya bervariasi. Western, asian dan ada indonesia juga. Tapi tak sebanyak menu luarnya. Minumannya ada cooffee, teaa,juice, mocktail dan lain-lain. Menu utamanya steak. Aku pesan  Local Tenderloin Steak dengan tingkat kematangan medium. Sausnya menggunakan saus borderlaise. Mantap aku suka sausnya. Minumannya aku pesan jus. Makanan lainnya aku pesan salmon ochazuke. Salmonnya emang dikit sih. Tapi nasinya karena ditaburi furikake ini enak banget. 




D’Cimplung

Tempat makan kaki lima yang comfort





banget. Menu andalannya yakni cimplung. Gorengan berbahan dasar kentang. Hampir mirip perkedel tapi ini renyah di luar, lembut di dalam. Bedanya sama perkedel ini ada tepung acinya. 

Tempatnya berada di deretan kaki lima depan Sekolah Santo Aloysius. Bukanya sekitar jam 9. Aku ke sini pas jam makan siang. Sekalian maksi. Selain menjual cimplung, ada juga nasi dan sayur seperti warung nasi pada umumnya. Aku beli nasi, kikil, pare dan tentunya cimplung. Harga satuan cimplungnya 4000 rupiah.





Senja Pagi Cafe And Glamping X Hutan Desa

Salah satu spot menarikndi daerah Andong dengan view Gunung Anding di depan mata serta Gunung-Gunung di sekitarnya seperti Telomoyo, Merbabu jika sedang beruntung tak berkabut maka akan telihat jelas dan cantik. Membuktikan bahwa Magelang itu bener-bener Maha Gelang yang dikelilingi Gunung-Gunung tinggi. 

Tempat ini sebenarnya ada penginapannya juga, cuman hanya 2 kamar kalau nggak salah lihat. Mohon koreksi jika salah ya. 

Nah area cafenya terdiri dari 2 jenis. Yakni area coffee bar dan outdoor yang viewnya Gunung Andong tertutup  vs Outdoor dengan View Gunung Andong. Tapi kalai pengen view Gunung Andong, dikenakan biaya HTM Hutan Desa 15.000/orang. Ini aku g tau ya apakah weekday dan weekend berbeda tarifnya atau tidak. Aku ke sini waktu weekend dan setelah jam 9. 

Perlu diketahui juga jika ke Cafe Senja dari 06.30-09.00 WIB itu melalui reservasi breakfast. Jika jam 09.00 ke atas nggak perlu reservasi. Nah jika ingin masuk ke Hutan Desa dan tak pesan makanan mungkin boleh-boleh aja. Karena kemarin aku lihat banyak yang hanya ingin foto-foto. 

Selain untuk berfoto, tempat ini ada kandamg rusa, bisa memberi makan rusa juga. Sebelumnya bisa beli makanannya di kasir. Karena aku ingin nongki sambil menikmati Gunung, aku pesen maknan dan minuman. Aku pesan susu jahe, kopi, singkong goreng. Untuk penyajian makannya sudah oke terjaga kehigienisannya karena tertutup. Mungkin karena banyak lalat juga. Lalu pas aku ke sini kebetulan ada pengunjung yang jorok banget. Akhirnya aku minta dibersihkan sama waitersnya.

Setelah duduk-duduk santai menikmati pemandangan, aku mengambil foto sebentar dan pulang. Oh ya untuk meja kursi dengan view Gunung Andong memang nggak banyak. Meja kursi yang dekat dengan kasir Hutan Desa agak kurang enak posisinya. Kalau misal duduk-duduk sebelum jam 10.30 siang masih aman mataharinya. Karena udara dingin jadi tidak terlalu menyengat. Oh ya ada area atasnya juga. 










Nasi Kuning Pungkur 216

Akhirnya kesampaian juga nyobain Nasi Kuning tang legend sejak tahun 1990-an di Bandung ini setelah beberapa kali nyobain ke situ dalam beberapa periode waktu tapi nggak buka. 

Nasi Kuning ini bukanya malam ya, jadi jika pagi-pagi pengen sarapan ke sini nggak ada ya. Tempatnya di tenda dan pinggir jalan. Aku pesan nasi kuning sama telor, bala-bala dan pangsit. Bala-balanya dipotong-potong lalu dibanjur dengan saus kacang. Pangsitnya juga hangat karena baru beres digoreng. Harganya murah lagi. Total 17.000 rupiah.







Cilok Urat Tiga Putera

Udah viral tahun lalu tapi baru kesampian nyobain sekarang. Gerobak cilok ini mangkal di depan Richeese pas jalan belokan Raden Patah bersama dengan gerobak jajanan lainnya. 

Cilok ini cilok urat daging. Harga per pcsnya 500 rupiah meskipun kecil-kecil. Rasanya enak ciloknya. Bisa bayar non tunai ya.





Kalluna ( ꧋ꦏꦭ꧀ꦭꦸꦤ꧉) Café & Restaurant

Tempat nongkrong di Jogja dengan tema bohemian. Tempat areanya sebenarnya luas. Ada area depan yang dengan view jalan, masuk ke dalam area non smoking llu ada area smokingnya dan ada area atas untuk gathering atau meeting. Aku milih duduk di area non smoking karena awalnya tidak mengetahui jika ada area depan. Menurutku area smokingnya duduknya kurang nyaman karena tempat duduknya seperti meja makan keluarga. Agak kurang nyantai dan minim view. Sebenarnya area depan juga sama tapi enaknya masih ada view.

Aku memesan meatlover pizza dan minuman es kunir orange. Es kunir orangenya seger, meakipun bau kunyitnya masih tercium tapi enaknya. Pizzanya juga enak. Ada menu gelato juga lhoh yang bisa langsung dipesan di etalase.











Robatayaki di Nijuugo

Tempat ini baru dibuka. Tempatnya nyatu sama teapot. Pertama kali robatayaki. Jadi robatayaki artinya adalah  makanan yang di masak langsung...